Sabtu, 14 Mei 2016

Panggil Dia Genta



Panggil aku Alin. Diriku baru saja lulus dari bangku SMA. Kini, aku sedang berjuang mendapatkan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) impianku. Setelah lulus, setiap hari aku habiskan masa liburanku dengan bimbingan belajar. Aku berkutat dengan pelajaran hingga jenuh rasanya. Sesekali bahkan aku bolos pelajaran.
“Alin… Kenalin Pak Genta. Genta kenalin ini Alin. Murid kelas intensif SBM.” Ucap ka Hafiz ketika mengenalkan guru baru padaku.
Aku acuh saja dan sama sekali tak menengok. Hanya menganggukkan kepala ku sambil melanjutkan mencatat pelajaran. Maklum, aku kan suka bolos. Jadi harus rajin catat buku lah. biar engga bego banget.
“Lin… Nengok dulu kek. Kenalan. Sok sibuk banget…”
“Aku lagi sibuk,ka. Bentar ya. Lagian Pak Genta juga ga keberatan. Iya kan pak?” Jawabku sambil tetap menulis tanpa menoleh sedikitpun
“Iya ga apa-apa lin. Saya maklum kok. Duluan ya? Mau masuk kelas nih.”
“Oh yauda.”
Itulah perkenalan ku pertama kali dengannya. Memang sangat tidak mengesankan, pasti menurutnya aku menjengkelkan. Ya penyesalan memang datang belakangan. Coba saja aku menoleh. Kalau tau dia Genta mungkin aku dapat mengenalnya jauh lebih dekat. Ternyata tidak. Nyesek banget rasanya.
Aku masuk kelas paling terakhir alias telat. Setelah 30 menit kelas dimulai aku baru masuk. Tanpa memperhatikan siapa guru yang mengajar, aku langsung masuk dan memilih duduk di pojok. Pikirku pelajarannya mudah dan sepele. Apa pentingnya? Jadi. dikelas aku hanya menyenderkan badan ketembok sambil mendengarkan musik dari earphone ku. Tanpa mendengarkan pelajaran dikelas.
Guru asik menjelaskan, tapi pikiranku malah melayang mengingat pacarku, Riski. Dia pindah ke Sulawesi lusa lalu. Padahal aku dan dia lagi hangat-hangatnya. Kami belum lama jadian. Pokoknya seperti mangga baru matang deh. Manis!
Tak berlangsung lama, waktu belajar pun usai. Dikelas, teman perempuan ku masih saja ada yang mencatat sedangkan laki-laki lebih memilih untuk keluar kelas. Aku pun simpel, hanya memotret papan tulis melalui handphone ku. Kemudian meninggalkan kelas.
Beranjak dari kelas, aku memilih untuk pergi keluar mencari minuman. Tak lama aku kembali dengan membawa sebotol minuman dingin. Sembari minum, aku berjalan menuju tangga untuk sampai ke lantai 2. Tanpa memperhatikan jalan, tak sengaja aku tersandung salah satu anak tangga disana.
“Aww…isshhh kenapa ga lihat-lihat jalan sih lin.” Aku marah-marah pada diriku sendiri.
Akhirnya aku memutuskan duduk dahulu di atas anak tangga, berharap rasa sakitnya segera hilang. Saat duduk, terlihat ada seekor anak kucing berjalan menuju kearahku. Itu kucing ka Hafiz, staf yang bekerja di bimbel ini.
Senyumku mengembang melihat kucing berperawakan kecil mungil ini. Bulunya berwarna pirang dan perutnya gendut. Aku harap dia tak cacingan, sebab kucing ini sangat cungkring. Aku bahkan menamakannya “Cipring” sebab badannya tidak bertambah besar semenjak aku disini.
Cipring menyambangiku sambil mendekatkan kepalanya ke kaki ku. Amat lucu. Bagai tahu bila kaki ku sakit, Cipring mengelus-elus kakiku yang sakit sambil berujar,
“Cepat sembuh kaki Alin.”
Aku cengir kuda membayangkan bila memang Cipring bisa berbicara. Dari kejauhan seperti ada yang mendekat, aku tak tahu siapa. Tapi aku mencoba meminggirkan badan ku ke sisi tembok agar tak menghalangi orang lain lewat.
Orang tersebut semakin mendekat. Tak kusangka seorang pria. Wajahnya asing dan bahkan aku tak pernah berjumpa sekalipun. Siapa ya dia? Kok kaya ga asing ya? Ucapku dalam batinku.
Tangannya membawa sepotong kepala ikan, sepertinya untuk Cipring. Tanpa aba-aba Cipring langsung mendekatinya dan  menikmati santapannya.
Pria itu mendekatiku. Aku salah tingkah sendiri, bingung mau melakukan apa. Bila aku senyum nanti dia bakal ke GR an, tapi bila aku diam saja nanti dikira sombong. Aduh, gimana ya! Saking nervous nya, aku sampai menghadapkan wajahku ke tembok. Takut ketauan kalau aku salah tingah karena dia.
“Eh kamu, kenapa duduk disini? Bukannya masuk kelas.”
            “Hmm, nanti aja pak.” Jawabku sambil menengok tak tentu arah.
            “Lhoo…Kenapa sih? Masuk ayo buruan!” Aduh mengesalkan banget, kalau engga ganteng, engga bakalan aku diam kaya gini.
            “Iya nanti. Duluan aja pak.” Tangan ku mempersilahkan dia untuk lewat. Dia masih disitu, tepat dibawah dua anak tangga dariku.
            “Saya Genta. Tadi kita sudah kenalan, tapi kamu nya sibuk sih. Hehe.”
            “Eh, pak Genta ? Guru sejarah baru?” Jawabku memastikan
            “Iyalah, guru mana lagi. Alin kan?”
            “Eh iya…Aku Alin. Maaf soal tadi Genta. Eh maksudnya Pak Genta”
            “Ahaha, panggil Genta aja ya. Saya masih muda kok. Fresh Graduate.”
            Aku senyum saja ketika dia tertawa. Tak sengaja mataku melihat lesung di pipinya. Sungguh sangat imut. Bahkan tak seperti seorang guru, bagiku dia bagai seumuran denganku. Sinar matanya juga terlihat tulus dan cara tertawanya membuat aku ingin tertawa juga.
            Dalam hatiku, sepintas ada pikiran untuk bisa dibantu naikn keatas olehnya. Tetapi tak sesuai dengan ekspetasi ku. Setelah berkenalan, dia lebih memilih pergi meninggalkanku. Aduh, lagipula mengapa aku berharap seperti itu? Kan aku sudah punya pacar. Riski mau dikemanakan.
            Setelah merasa enakan,  aku pergi keatas sendirian. Pelajaran dikelas belum dimulai, mungkin sekitar 10 menit lagi. Aku pun memutuskan duduk dibelakang dekat dengan jendela. Agar tak jenuh, aku play lagu Don’t Say Good bye dari Davichi.
            Waktu berselang, jam pelajaran pun dimulai. Ku lihat teman perempuan dikelas bisik-bisik sendiri ketika guru datang. Awalnya aku sama sekali tak perduli tapi penasaran. Aku pun mencoba mempertegas wajah guruku itu. Ah, lesung itu! Genta.
            Antara senang dan malu ketika tahu, Genta mengajar dikelasku. Sungguh perasaan yang sangat aneh. Aku terakhir kali merasakan perasaan ini ketika PDKT dengan Riski dulu. Akibat PDKT yang lama waktu itu, maka aku baru sekarang-sekarang ini jadian dengan Riski. Belum lama, kurang dari sebulan.


Bersambung...
           
           

Senin, 07 Maret 2016

Parah! Server PDSS pecaahhh!


Tau engga sih?? Nunggu PDSS itu makan waktu banget. Gimana engga, lu harus berebut buat akses situs sama anak SMA kelas 12 seluruh INDONESIA.

Belum lagi rata rata pada akses abis jam pulang sekolah.
Bau Ketek, di warnet, penuh, abang nya genit. Kelar hidup lu!


Tapi mungkin yang punya WIFI di rumah tinggal engkang-engkang kaki sambil minum es jeruk didepan kipas. Huaaah, surga banget. Walau perjuangannya ga seberat yang di warnet tapi mungkin semuany rasain hal yng sama kaya GUE!


TAKUT SALAH MILIH JURUSAN!

Jujur gue juga udah nangis kejer/ guling guling/ mendem di kasur/kaga mandi #okeDRAMA

SERIUS! Itu Kejadian dalam hidup gue! Nangisin sesuatu yang engga pasti. Presentasenya 50 : 50 lah!

Namun walau engga pasti, dalam hati kecil gue paliiing dalem. Gue pengen banget dapet! Pengen bahagia sebelum orang lain! Pengen bikin ortu gue bilang "WAH KAMU HEBAT YA!" Pengen ga usah ikut SBM,UM and blabla. Pengen tidur abis UN sampe gue pusing pusing hahah Pengen banget!


So, mau berbagi susah senang sedih menderitanya gue milih jurusan :








1. PILIH JURUSAN SESUAI KEMAUAN LU







    Jangan milih jurusan cuma karena prospek kerja doang ya. Tapi pertimbangin nanti kedepannya lu bakal bisa engga menjalani perkuliahan kedepannya.
Karena yang gue tau, banyak alumni sekolh gue yang lebih milih pindah jurusan atau berhenti karena engga kuat sama proses belajarnya ataupun jenuh.








Jadi pilih bener-bener, tanya kaka-kaka an lu wkwkw tapi jngn modus. Tanya guru terutma BK, bandingin nilai lu sama alumni tahun lalu. Rajin-rajin lah mangkal depan BK supaya UPDATE info terkini. Hal yang membuktikan lu telah sukses mangkal di BK adalah lu mulai ditanyain guru BK dan mereka mulai MUNTABER tiap lihat lu :v














2.JANGAN TAKUT KEMAHALAN BUAT KULIAH






   Sekarang engga ada alasan lagi untuk engga kuliah. Karena beasiswa udah banyak banget. Kek bidik misi misalnya dan masih banyak lagi. So, udah jangan alibi males kuliah karena engg punya duit. Mungkin lu males bukannya engga ada duit. Gue sih yakin apapun bakal di permudah sama TUHAN ya guys.








3. BANYAKIN DOA








    SYUDAH BANYAK SEKALI ORANG YANG BILANG "MAU SNMPTN TUH SHALAT, SERING KE GEREJA, DOA DI WIHARA, DLL"
Kadang banyak banget anak SMA kelas 12 yang mendadak berubah jadi alim buat menghadapi SNMPTN and blabla.
Bagus sih... Tapi jangan munafik ya! Kita ibadah sama Tuhan harus tulus dari hati. Jangan karena ada maunya! Keep ISTIQOMAH!




Cukup gue akhiri cerita blog kali ini. gue mau ngantri lagi. Semoga kit keterima di JURUSAN yang bener-bener kita mau ya! bukan ngejar UNIVERSITAS tapi jurusan ga sesuai PASSION...!
FATAL!



Jumat, 04 Maret 2016

Orang Suci




Ketika seks dianggap tabu...
Semua bak orang suci menghardik pelaku seks.Terlepas dengan alasan ekonomi ataupun nafsu. Mereka seolah ingin menunjukkan pada semua orang betapa suci dirinya dan sangat menyukai membawa sangkut paut agama didalamnya.

Toh,urusan mereka apa?
Toh, apakah mereka malaikat yang sudah tak butuh kebutuhan biologis?
Apa jangan-jangan sembari memaki mereka sembari menyeka sperma di mulut Bekas sang kekasih?

Haha...Amat lucu ketika semua orang menggilai film porno dan menontonnya sebagai rutinitas tetapi berkoar menghina pelaku seks dan menuduh mereka hina.

Haha...Munafik...Munafik
Akan selalu begitu.
Akan selalu ada "orang salah dan orang benar"
Padahal toh semua orang sama tolol nya.
Sama sama Menghardik tanpa mau berkaca.

#evy